Jumat, 03 Desember 2010

MENDONGKRAK NASIONALISME MODERN DALAM RANAH PARIWISATA DALAM NEGERI


Sekarang ini siapa yang tak mengenal nama Ancol. Hampir semua bangsa Indonesia mengetahui tentang keberadaan wisata kebanggaan negeri tersebut, meski mereka belum pernah mengunjunginya. Tak terkecuali masyarakat pedalaman, mereka akan dengan bangga memuji keindahan Ancol yang semakin menunjukkan kemajuannya di tengah persaingannya dalam mempertahankan eksistensinya dengan wisata mancanegara.
Ancol sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17. Ancol saat itu dikenal sebagai tempat pertahanan militer Belanda di bumi Batavia. Selain itu, Ancol juga merupakan saksi bisu pengabsahan aktivitas judi dengan dibukanya tempat judi Capacabana. Bahkan, Ancol merupakan tempat pembuangan mayat korban eksekusi tentara Jepang.
Namun seiring upaya pemerintah dalam membangun Ancol menjadi obyek pariwisata, telah mengubah pandangan masyarakat tentang “keangkeran” Ancol. Pembangunan berbagai proyek untuk mempercantik Ancol Taman Impian berlanjut hingga kini. Mulai dari obyek wisata itu sendiri sampai area sekitar Ancol.
Terlepas dari sejarah Ancol yang mengundang banyak mitos dan teka-teki di dalamnya. Secara tidak langsung, fakta itu menunjukkan bahwa kemajuan Ancol sebagai pariwisata yang menakjubkan telah membius hati bangsa Indonesia untuk ikut memiliki Ancol.
Kadangkala kita salah memaknai arti nasionalisme itu sendiri. Sebenarnya nasionalisme tidak hanya ditunjukkan dengan cara mengangkat senjata, berperang, berlama-lama hormat pada bendera, dsb. Namun nasionalisme dapat diimplementasikan dengan bebagai cara. Seperti menghadiahkan prestasi untuk mengharumkan negara, ikut berkecimpung dalam organisasi-organisasi yang berbasis kemasyarakatan, mengunjungi wisata dalam negeri, dsb.
 Kita dapat mengaca pada Jepang. Sejak tahun 1986, perusahaan Honda telah bersiasat untuk menciptakan robot spektakuer yang baru pertama kali diciptakan di dunia. Robot yang kemudian diberi nama Ashimo itu mempunyai kemampuan luar biasa layaknya manusia pada umunya. Ashimo mempunyai tinggi 130 cm, berat 54 kg, bahkan Ashimo dapat berlari dengan kecepatan 6 km/jam.
Pada peluncuran pertamanya, Ashimo dipamerkan di hadapan rausaan anak-anak Jepang. Mereka cukup bangga dengan hasil karya spektakuler itu dengan tepuk tangan membahana. Di saat seperti itu, sang pembawa acara dengan semangatnya berkilah “Jepang nomor satu di dunia”, dengan segera anak-anak itu menirukannya semarak.
Maka dari itu, prestasi yang layak dibanggakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah pada sektor pariwisata kita yang semakin mendunia. Ancol kini menjadi icon wisata permainan terlengkap dan terbesar di Indonesia. Dan Ancol merupakan salah satu pariwisata yang semakin menunjukkan eksistensinya dalam meningkatkan daya saingnya dengan pariwisata luar negeri. Dengan kemajuannya yang signifikan tersebut, Ancol Taman Impian layak disejajarkan dengan pariwisata luar negeri, seperti Disneyland.

    Sumber :
1.      blog.unila.ac.id/hendrid
2.
      arisaksono.wordpress.com
3.     http://rheeztha.blogspot.com/2010/05/ujian-praktikum.html


1 komentar:

  1. kita spatutnya bangga dengan adanya ancol. ancol adalah disney landnya indonesia. kita tak perlu jauh-jauh datang ke disney land, kita cukup datang datang ke ancol sama halnya datng langsung disney land...... selain itu kita juga bali sebawgai hawaii nya indonesia.... "hidup dunia pariwisata indonesia"

    BalasHapus